Laman

Selasa, 01 Juni 2010

yang hilang di bumiku


lasimnya masyarakat kebanyakan yang hidup di daerah pedalaman tak jauh beda dengan kehidupan yang aku jalani dan aku rasakan.dierah impormasi yang sudah merambahi daerah-daerah pedalaman,manciptakan iklim tesendiri ditengah2 masyarakat yang memang haus akan imformasi.tampa kita sadari bagai virus yg merambahi masyrakat di pedalaman.entah disadari atau tidak,pergeseran nilai nilai kemanusiaan,nilai-nilai budaya sipakatau,nilai-nilai sosial kemasyrakatan ikut tersingkir dari tengah-tengah masyarakat kita.di erah kemajuan thknologi impormasi seperti saat ini.dengan mata telangjang kita dapat saksikan rumah-rumah masyarakat yang dibangun dengan menggunakan upah para pekerja,bahkan sarana ibadahpun mesti menggunakan anggaran utuk peroses pekerjaanya.dulu di saman orang tuaku,disaman nenek moyangku.yang masih terbelakan dengan impormasi,justru lebih mengedepangkan nilai-nilai sosil,ketika mereka membangun satu rumah penduduk,atau langgar mereka kerjakan bersama-sama,mereka bersuadaya se adanya baik tenaga maupun materi,hidup rukun damai berdaya dengan kehidupan yang mereka jalani.walau munkin menurut orang-orang kota mereka dianggap ketinggalang dalam segala hal.
kemana hilangnya budaya kegotong royongan,kemana hilangnya budaya sipaka tau,apakah semua itu hanya menjadi warisan dongen untuk kita.dari orang tua kita dulu.jawabanya ada pada diri masing masing individu.apakah kemajuan saman yang didukung oleh percepatan impormasi yang kita terimah dari media elektronik,akan membuat kehidupan kita dalam bemasyrakat akan lebih baik atau malah sebaliknya?
kejujuran bagai barang yang sangat langkah untuk kita temukan disaman ini.aksi tipu-tipu antara yang satu dan yang laingya bukan lagi berita yang sulit untuk kita dengarkan tiap hari.bahkan kerap kali kita lihat antara paman, kemanakan,sepupuh,saling berperkara hukum.hanya karna persoalan perut.apa yang salah dari kehidupan seperti ini?
pembodohan dimana mana,ketakutan terhadap pencipta hanyalah mitos,bahkan ritual ibadah yang kerap kali kita saksikan dikerjakan taiap saat,seolah hanyalah anekdot dari sebuah topeng keimanan, yang sudah menyimpang dari apa yang mereka kerjakan tiap hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar